Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

AGAMA: PENGERTIAN, SEJARAH, KLASIFIKASI

A.     Pengertian Agama Dilihat dari perspektif agama, umur agama setua dengan umur manusia. Tidak ada suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa suatu bentuk agama. Agama ada pada dasarnya merupakan aktualisasi dari kepercayaan tentang adanya kekuatan gaib dan supranatural yang biasanya disebut sebagai Tuhan dengan segala konsekuensinya. Atau sebaliknya, agama yang ajaranajarannya teratur dan tersusun rapi serta sudah baku itu merupakan usaha untuk melembagakan sistem kepercayaan, membangun sistem nilai kepercayaan, upacara dan segala bentuk aturan atau kode etik yang berusaha mengarahkan penganutnya mendapatkan rasa aman dan tentram.1

SEJARAH AGAMA DISKREPANSI DALAM BERAKIDAH

SEJARAH AGAMA DISKREPANSI DALAM BERAKIDAH A.     Pendahuluan Agama adalah kebutuhan jiwa umat manusia. Di sepanjang sejarah dan di setiap tahap evolusi umat manusia, ada agama yang diikuti oleh penduduk dunia. Pada tahap evolusi apapun dan dalam periode manapun, kebutuhan akan agama selalu dirasakan kehadirannya. Alasannya adalah, bahwa jiwa manusia mempunyai lima keinginan yang mendalam dan keinginan ini terjawab oleh agama. [1] Agama dalam kehidupan manusia sudah ditemukan dari pertama masyarakat manusia ada sampai dewasa ini dan masa yang akan datang. Kehidupan beragama makin komplek dan berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan yang lain. Karena itu ia semakin penting dipahami untuk dapat ditangani dengan tepat oleh yang berurusan dengan masyarakat.

Definisi idhafah

A.    Definisi idhafah Secara etimolog idhafah berarti مطلق الاسناد (mutlak menyandarkan). Sedangkan secara terminologi adalah اسناد اسم الى غيره على تنزيل الثانى من الاول منزلة التنوين (menyandarkan isim pada isim yang lain dengan meletakkan isim yan kedua di tempat tanwinnya isim yang pertama). Dengan kata lain, idhafah berarti penyandaran suatu kata kepada kata yang lain sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik (khusus).

Idhafah

A.      Pengertian Idhofah Idhofah adalah penyandaran suatu kalimah (isim) kepada kalimah lain sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik.[1] Idhofah tersusun dari dua bagian isim yaitu mudhof dan mudhof ilaih. Bagian yang pertama disebut mudhof (kata yang disandarkan), dan bagian yang kedua disebut mudhof ilaih (kata yang disandari).