Gaya Pacaran ala Remaja


Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi dalam masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide yang cermelang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Dan kalau boleh dibilang pacaran bak makan kacang rebus saat nonton sepak bola. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum memperoleh identitas diri yang lengkap atau hal tersebut mampu membuat rasa percaya diri raib ditelan bumi.
Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan suatu fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi pacaran akan sangat sulit dan itu terkadang tergantung dari pola pikir masing - masing remaja yang sedang pacaran. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai lebel “saya punya pacar dan dapat mendongkrak rasa percaya diri (PD)”. Atau pacaran adalah suatu hal yang penting, karena dengan pacaran kita punya seseoarang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.

Mengapa pacaran
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Bila dilihat dari sudut pandang Psikologi tumbuh kembang remaja, perubahan tersebut diawali dengan terjadinya menstruasi pertama sekali pada seorang anak perempuan, tumbuh payudara, rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut, suara semakin nyaring, mulai tertari dengan lawan jenis dan mimpi basah pada seorang anak laki-laki, tumbuh jakun, suara semakin baritone, tumbuh rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut dan mulai tertarik dengan lawan jenis.Dari sebuah ketertarikan yang dialami remaja terhadap lawan jenisnaya danng merupakan suatu hal alami dan wajar remaja mulai taksir menaksir yang jikaikrar cinta terucapkan dan tersambut dengan rapi berarti bendera pacaran mulai dikibarkan.
Gaya pacaran
Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan ALLAH SWT yang tidak mampu di kelola remaja secara benar dan pada saat yang seharusya dilakukan, hal ini sering menyebabkan kekeliruan yang fatal. Gaya pacaran kearah yang negatif seperti Kissing, nkeneki’, petting dan intercourse menjadi beberapa gaya pacaran remaja awal, pertengahan dan remaja dewasa sekarang ini. Sebagian remaja tidak tahu dari efek yang dilakukan karena minimnya informasi tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu efek dari gaya pacaran yang negatif seperti gaya pacaran Foto close up dan kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau boleh diistilahkan dengan kata Pacaran tidak sehat. Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk berpegangan tangan, mencium dahi yang konon katanya sich sebagai tanda kasih sayang. Tapi. kadang kala ciuman didahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. Bagaikan berenang di air yang deras lama-lama juga terseret arus.
Sama halnya dengan ciuman-ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi, dari pipi berlanjut kebibir dari bibir berlanjut keleher dari leher berlanjut ke sekwilda (sekitar wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto Close up dan selanjutnya bisa terjadi aktifitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card ( melakukan hubungan seksualitas ) dikalangan remaja. Buntut-buntunya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau KTD dikalangan remaja. Kalau sampai terjadi kehamilan diluar nikah lalu pacar laki-lakinya tidak mau bertanggung jawab, sementara perut si perempuannya semakin membesar dari hari - kehari mau dikemanakanhasil dari gaya pacaran yang tidak sehat tersebut. Aborsi, mungkin akan terlintas dalam pemikiran. Sementara aborsi sangat beresiko tinggi. Bahkan salah-salah bisa menyebabkan kematian pada calon ibu. Apalagi aborsi yang dilakukan sendiri dengan minum ramuan-ramuan tradisional dan pijatan-pijatan yang sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukun yang tidak mendapatkan pengetahuan medis, yang cara pengugurannya sungguh mengerikan, yaitu dengan urutan-urutan yang kuat dan mengunakan peralatan yang tidak steril. Yang juga bisa menyebabkan kematian. Jadi begitu mengerikanakibat dari pacaran yang tidak sehat.
Dari hasil observasi, Program Penyuluhan, dialog/diskusi dengan remaja usia 16 - 24 tahun belum menikah di jenjang pendidikan SLTP, SMU dan Mahasiswa di kota Banda Aceh yang dilakukan oleh lembaga Centra Muda Putroe Phang (CMPP) - PKBI N. A. D yang telah dilakukan sejak tahun 1992 sampai sekarang ini, menunjukan tingkat pemahaman ynag berbeda-beda terhadap fenomena pcaran yang kerap dilakukan oleh remaja dan hal ini terkait dengan minimnya tingkat pengetahuan dan pemahaman remaja kota Banda Aceh terhadap KKR (kesehatan Reproduksi Remaja).
Dari data kasus yang diterima oleh Divisi Konseling/Medis Centra muda Putroe phang (CMPP)-PKBI N. A. D. membuktikan begitu kompleksnya permasalahan remaja. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelayanan konsultasi psikologi dan medis via tatap muka, surat dan telepon hotline service ke sekretariat CMPP-PKBI N.A.D. dengan Klarifikasi kasus dari Januari 2000 - Desember 2001 terjadi peningkatan dari beberapa jenis kasus yang ditanggani divisi Konseling/medis, yakni:
Melihat data kasus yang ada menunjukan frekuensi peningkatan yang terjadi dalam problematika yang terjadi pada remaja di Kota Banda Aceh. Untuk persoalan problematika pacaran terkait dengan aktivitas seksualitas dan melakukan hubungan seksualitas dalam pacaran semakin meningkat yaitu dari 71 kasus tahun 2000 menjadi 129 kasus pada tahun 2001. Hal ini menunjukan sebagian remaja di Kota Banda Aceh melakukan gaya pacaran yang tidak sehat.
Melihat kondisi gaya pacaran remaja di Kota Banda Aceh yang cukup mengkhawatirkan kiranya perlu dilakukan pembenahan pada remaja di Kota Banda Aceh. Bisa jadi, beberapa tahun kedepan gaya pacaran yang seperti ini akan lebih menjadi satu trend pada masa remaja. Sadar atau tidak sadar sesungguhnya persoalan gaya pacaran ini akan lebih jauh merasuki jiwa remaja yang secara psikologis sedang mencari jati diri dan masih labil. Bahkan yang jauh lebih buruk akan terjadi trendi free-sex dikalangan remaja yang sesungguhnya di kalangan remaja Aceh sendiri hal itu memang sudah terjadi, hanya saja tidak diketahui secara menyeluruh atau minimal mengetahui tapi justru kurangrespek dengan persoalan yang terjadi dikalangan remaja di Kota Banda Aceh.
Untuk mengantisipasi persoalan ini agar tidak lebih buruk lagi perlukan suatu penanganan terhadap persoalan remaja secara menyeluruh, yakni dengan melakukan beberapa hal: mensosialisasikan gaya pacaran yang sehat, walau pun dalam Islam pacaran itu justru tidak ada. Hanya saja walau pun Aceh telah menjadi satu wilayah yang bersyariat islam, tidak akan membendung hasrat remaja untuk mengenal lawan jenisnya melalui ikatan pacaran. Gaya pacaran sehat sendiri mengambil konsep yang positif dimana remaja akan sehat secara fisik yang berarti tdak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, tidak menyakiti dan tidak merusak kesehatan orang lain, sehat secaramental yaitu remaja berarti mempunyai nilai yang kuat, percaya diri, menguasai informasi tentang kesehatan reproduksi (meliputi aspek fisiologis, moral, sosial dan psikologis), mampu berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dan siap atas segala resiko dari keputusan yang diambil dan sehat secara sosialnya yang berarti mampu mempertimbangkan nilai-nilai dan norma yang ada dan berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini remaja harus, mempertimbangkan aspek agama yang melarang remaja melakukan aktivitas seksualitas termasuk sentuh menyentuh lawan jenis yang bukan mahramnya apa lagi mengambil gaya pacaran yang tidak sehat seperti berpelukan, berciuman dan sampai hal yang paling jauh yaitu melakukan hubungan seks diluar nikah.
Selanjutnya budaya, apakah budaya kita memperkenankan remaja yang berlawanan jenis berpelikan di depan umum dan melakukan aktivitas yang menjurus keseksualitas. Dalam hal ini coba observasi gaya pacaran remaja di pantai ulhe lheu yang sangat spektakuler, dimana hampir setiap pasangan yang datang berpelukan tanpa ada rasa malu, dan yang terakhir secara sosial yaitu remaja bila berpacaran harus mempertimbangkan keadaaansosialnya. Dimana bila remaja pacaran tidak melakukan hal hal senonoh yang akan menbuat masyarakat disekitar lingkungannya tidak merasa benci dengan remaja tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GHARAWAI, MUSYARAKAH, AKDARIYAH

Idhafah

Al-Ra`Yi Dan Al-Hadis